AL-QURAN MENJAWAB BING BANG

AL-QURAN MENJAWAB BING BANG

By Mamdoh Budiman.

Abad 20 merupakan abad Perubahan Budaya, dan Pemikiran serta Pola Kehidupan manusia, Mengarah kepada era Digital, logika lah yang lebih berperan dalam kehidupan manusia, Definisi Era Digital Digital Age, is an idea that the current age will be characterized by the ability of individuals to transfer information freely, and to have instant access to information that would have been difficult or impossible to find previously. The idea is linked to the concept of a digital age or digital revolution, and carries the ramifications of a shift from traditional industry that the industrial revolution brought through industrialization, to an economy based on the manipulation of information society . Sebuah Revolusi pemikiran dan Pola Kehidupan yang sangat cepat dan bebas, cenderung kepada mininggalkan aturan dan norma serta tatanan social dan keilmuanpemikiran dalam filsafat Barat—sebagaimana filsafat pada umumnya—berangkat dari upaya mencari hakikat kebenaran yang sejati. Ia mulai mempertanyakan realitas dunia dan segala fenomena yang ada di dalamnya. Ia juga mulai mempertanyakan makna “tahu” dan “pengetahuan” bagi manusia. Dari manakah manusia dapat mengetahui? Apa saja yang dapat diketahui?; dan bagaimanakah cara mengetahui? Inilah wilayah epistemologis yang sering diperdebatkan oleh para filosof. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas, menentukan paradigma berfikir serta bentuk aliran filsafat. Ia bisa dinilai empirisis, positivis, materialis, atheis ataupun theis, . namun perubahan tersebut sangat di sayangkan, Kaum Intelektual selalu mengagungkan budaya dan pemikiran Barat, sehingga generasi intelektual Muslim berganti kiblat ke Barat. Berbondong bondong dan bangga mengklaim menuntut ilmu ke barat dan membawa dampak pemikiran liberal, Komunis Sosialis, Marxisme, Freedom, Paganisme, ateisme. teologi inklusivisme, pluralisme, sekularisme, materialisme, kapitalisme dan lain sebagainya dan bangga mengakui bahwa Inilah Budaya Modern, Pemikiran dan Keilmuan yang cemerlang.

TEORI KONSEP BING BANG
Definisi BING BANG adalah : Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta. Teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang), disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik. Sedangkan Definisi menurut tejemahan bebas: Big Bang (atau dalam Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba”. Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan ketampaknya.(1) Wikipedia.org
Teori ledakan dahsyat bergantung kepada dua asumsi utama: universalitas hukum fisika dan prinsip kosmologi. Prinsip kosmologi menyatakan bahwa dalam skala yang besar alam semesta bersifat homogen dan isotropis.
Kedua asumsi dasar ini awalnya dianggap sebagai postulat, namun beberapa usaha telah dilakukan untuk menguji keduanya. Sebagai contohnya, asumsi bahwa hukum fisika berlaku secara universal diuji melalui pengamatan ilmiah yang menunjukkan bahwa penyimpangan terbesar yang mungkin terjadi pada tetapan struktur halus sepanjang usia alam semesta berada dalam batasan 10−5. Apabila alam semesta tampak isotropis sebagaimana yang terpantau dari bumi, prinsip komologis dapat diturunkan dari prinsip Kopernikus yang lebih sederhana. Prinsip ini menyatakan bahwa bumi, maupun titik pengamatan manapun, bukanlah posisi pusat yang khusus ataupun penting. Sampai dengan sekarang, prinsip kosmologis telah berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan pada radiasi latar mikrogelombang kosmis.
Sebelum diindikasikannya energi gelap, para kosmologis umumnya mengajukan dua skenario masa depan alam semesta. Jika rapatan massa alam semesta lebih besar daripada rapatan kritisnya, maka alam semesta akan mencapai ukuran maksimum dan kemudian mulai runtuh. Alam semesta kemudian menjadi lebih padat dan lebih panas kembali, dan pada akhirnya akan mencapai Remukan Besar. Sebaliknya, apabila rapatan alam semesta sama atau lebih kecil daripada rapatan kritisnya, pengembangan alam semesta akan melambat namun tidak akan pernah berhenti. Pembentukan bintang-bintang kemudian akan berhenti karena semua gas antar bintang di setiap galaksi telah habis dikonsumsi; bintang-bintang yang ada kemudian akan terus menjalani pembakaran nuklir menjadi katai putih, bintang neutron, dan lubang hitam. Dengan sangat perlahan, tumbukan antara katai putih, bintang neutron, dan lubang hitam akan mengakibatkan pembentukan lubang hitam yang lebih besar. Temperatur rata-rata alam semesta akan secara asimtotis mencapai nol mutlak (Pembekuan Besar). Selain itu, apabila proton tidak stabil, maka materi-materi barion akan menghilang dan menyisakan hanya radiasi beserta lubang hitam. Pada akhirnya pula, lubang-lubang hitam yang terbentuk akan menguap dengan memancarkan radiasi Hawking. Entropi alam semesta akan meningkat sampai dengan taraf tiada lagi bentuk energi lain bisa didapatkan dari entropi tersebut. Keadaan ini disebut sebagai kematian kalor alam semesta.
Pengamatan modern menunjukkan bahwa pengembangan alam semesta terus berakselerasi, ini berarti bahwa semakin banyak bagian alam semesta teramati sekarang akan terus melewati horizon peristiwa kita dan tidak akan pernah berkontak dengan kita lagi. Akibat akhir dari pengembangan yang terus meningkat ini tidak diketahui. Model ΛCDM alam semesta mengandung energi gelap dalam bentuk konstanta kosmologi. Teori ini mensugestikan bahwa hanya sistem yang terikat secara gravitasional saja, misalnya galaksi, yang akan terus terikat bersama. Namun, galaksi-galaksi inipun akan mencapai kematian kalor seiring dengan mengembang dan mendinginnya alam semesta. Penjelasan alternatif lainnya yang disebut teori energi fantom mensugestikan bahwa pada akhirnya gugusan-gugusan galaksi, bintang, planet, atom, inti atom, dan materi akan terkoyak oleh pengembangan yang terus meningkat, dan keadaan ini disebut sebagai Koyakan Besar.(2) Wikipedia.org
Teori Ledakan Dahsyat adalah teori ilmiah, sehingganya ia tergantung pada kecocokan teori ini dengan pengamatan yang ada. Namun, sebagai suatu teori, ia mengalamatkan asal usul realitas dan alam semesta, yang pada akhirnya memiliki implikasi teologis dan filosofis akan konsep penciptaan Big Bang sebagai suatu ledakan yang menghamburkan materi ke ruang hampa. Padahal Big Bang bukanlah suatu ledakan, bukan penghamburan materi ke ruang kosong, melainkan suatu proses pengembangan alam semesta itu sendiri. Big Bang adalah proses pengembangan ruang-waktu Kemudian Kesalahan yang lain menurut W. Wayt Gibbs, There are many misconceptions surrounding the Big Bang theory. For example, we tend to imagine a giant explosion. Experts however say that there was no explosion; there was (and continues to be) an expansion. Rather than imagining a balloon popping and releasing its contents, imagine a balloon expanding: an infinitesimally small balloon expanding to the size of our current universe. (3) W. Wayt Gibbs,
Another misconception is that we tend to image the singularity as a little fireball appearing somewhere in space. According to the many experts however, space didn’t exist prior to the Big Bang. Back in the late ’60s and early ’70s, when men first walked upon the moon, “three British astrophysicists, Steven Hawking, George Ellis, and Roger Penrose turned their attention to the Theory of Relativity and its implications regarding our notions of time. In 1968 and 1970, they published papers in which they extended Einstein’s Theory of General Relativity to include measurements of time and space.1, 2 According to their calculations, time and space had a finite beginning that corresponded to the origin of matter and energy.”3 The singularity didn’t appear in space; rather, space began inside of the singularity. Prior to the singularity, nothing existed, not space, time, matter, or energy – nothing. So where and in what did the singularity appear if not in space? We don’t know. We don’t know where it came from, why it’s here, or even where it is. All we really know is that we are inside of it and at one time it didn’t exist and neither did we (4) Steven W. Hawking, Roger Penrose
Penemuan-penemuan ilmiah selalu menantang kepercayaan dari semua agama, dan Agama menyebabkan Kemunduran Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
ALQURAN Sumber Segala Ilmu.  Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari قراء ~ يقراء ~ قرآن yang bererti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jbril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara,. Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan. semuanya telah tercover di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya. Kebenaran al-Quran tidak dapat dipertikaikan.Banyak usaha yang telah dijalankan oleh manusia untuk menandingi al-Quran, tapi usaha mereka sia-sia
Allah berfirman
“Katakanlah, sesungguhnya jika sekiranya berkumpul manusia dan jin untuk membuat serupa al-Quran,niscaya mereka tidak akan sanggup membuatnya, meskipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”
(al-Isra’ ayat 88)
One thing must be understood that The Quran is not a text book of Astronomy or Physics As Dr Absar Ahmed has said in his paper on “Creation and Evolution in Quranic Perspective’ that the primary function and intent of the Quran is the detailed discussion of practical matters related to Guidance and the Straight Path Satu hal yang harus dipahami bahwa Quran bukan buku teks atau Fisika Astronomi. Seperti Dr Absar Ahmed mengatakan dalam makalahnya tentang “Penciptaan dan Evolusi dalam Perspektif Al-Qur’an ‘bahwa fungsi utama dan maksud Al-Qur’an adalah pembahasan rinci tentang hal-hal praktis yang berkaitan dengan petunjuk dan jalan yang lurus (.5) Prof. Faheem Ashraf http://www.hssrd.org/journal/spring2003
Sejalan dengan Perkembangan Teori dan Ilmu Pengetahuan, Manusia akhirnya mengetahui bahwa bintang-bintang merupakan bagian dari suatu gu- gusan yang dinamakan galaksi yang dialam ini jumlahnya lebih dari 100 milyar.Sedangkan masing-masing bintang ini terdiri dari planet-planet yang masing-masing peredarannya diatur sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga tidak saling bertabrakan satu sama lain. Hal ini juga difirmankan oleh Allah SWT

أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمٰوٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا ۖوَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ ﴿الأنبياء:٣۰﴾
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? ” (QS. Al Anbiyaa (21) : 30)

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّفِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
﴿الأنبياء:٣٣﴾
”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya” (QS. Al Anbiyaa (21) : 33)

Tafsir Ibnu Kathir pada Surah Al Anbiya 21) : 30

Allah SWT berfirman, Mengingatkan tentang kekuaasaan-Nya yang sempurna dan kerajaan NYA yang agung, أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ Dan apakah orang orang kafir mengetahui bahwa dahulu bumi dan Langit satu seluruhnya satu saling sambung menyambung bersatu dan sebagian lagi bertumpuk di atas bagian yang lain pertama kali. Kemudian berpecah belah dan berkembang, kemudian langit galaksi menjadi tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi ada udara. Ismail bin Abi Khalid berkata: “ aku bertanya kepada Abu Shalih Al Hanafi tentang Langit ( galaksi)
۟ أَنَّ ٱلسَّمٰوٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا
Bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Aku (ALLAH) pisahkan keduanya. Dan Dahulu langit (Galaksi) itu satu dan AKU (ALLAH) pisahkan langit menjadi tujuh lapisan langit.

Dan ALLAH SWT berfirman penciptaan Galaksi dan Sistem Tata Surya dan Bintang

وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِى ٱلسَّمَآءِبُرُوجًا وَزَيَّنّٰهَا لِلنّٰظِرِينَ ﴿الحجر:١٦﴾
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya).QS. Al-Hijr [15] : ayat 16
إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِزِينَةٍ ٱلْكَوَاكِبِ ﴿الصافات:٦﴾
Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang QS. Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 6
وَلَقَدْ زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَٱلدُّنْيَا بِمَصٰبِيحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُومًا لِّلشَّيٰطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ ٱلسَّعِيرِ﴿الملك:٥﴾
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala (QS. Al-Mulk [67] : ayat 5)
وَأَنَّا لَمَسْنَاٱلسَّمَآءَ فَوَجَدْنٰهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا ﴿الجن:٨﴾
وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَامَقٰعِدَ لِلسَّمْعِ ۖ فَمَن يَسْتَمِعِ ٱلْءَانَ يَجِدْ لَهُۥ شِهَابًا رَّصَدًا ﴿الجن:٩﴾
dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya) (QS. Al-Jin (Al-Jinn) [72] : ayat 8-9)

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّـهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمٰوٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِىسِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًاوَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُۗ تَبَارَكَ ٱللَّـهُ رَبُّ ٱلْعٰلَمِينَ ﴿الأعراف:٥٤﴾

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS: Al Araf.Ayat :54)
ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِٱئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَآ أَتَيْنَا طَآئِعِينَ ﴿فصلت:﴾١١
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. (QS.Fushilat. Ayat 11)
لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمٰوٰتِ وَمَا فِىٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ ٱلثَّرَىٰ ﴿طه:٦﴾
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (Q.S. Thahaa. Ayat 6)
ALLAH. SWT, menciptakan bumi dalam dan Langit galaksi dalam 6 Masa, Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak sedikitpun ditimpa keletihan” (QS. Qaaf (50) : 38)

Karena ilmu pengetahuan itu bersumber pada Allah SWT dan pada ayat diatas telah disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi berikut segala isinya dalam enam masa, maka berdasarkan penelitian/teori dalam sejarah asal mula alam semesta dan kehidupan dapat dikategorikan keenam masa itu sebagai
berikut :

Masa pertama : Pada awalnya keadaan langit dan bumi dalam suatu kesatuan
yang padu, hal ini disebutkan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya
yaitu :
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemuadian Kami pisahkan
antara keduanya ……….” (QS Al Anbiyaa (21) : 30)
Masa kedua : Pada masa ini gravitasi mulai berperan dan mulai muncul galaksi-galaksi yang terdir atas bintang-bintang. Juga mulai muncul planetplanet termasuk planet bumi yang terdapat dalam tatasurya matahari yang merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti.

Masa ketiga : Masa ini dikenal juga dengan masa Prekambrium (Precambrian Era). Pada masa ini kondisi bumi masih cukup panas sehingga belum ada makhluk yang hidup di bumi.

Masa keempat : Masa ini sering dikenal dengan zaman Paleozoikum (Paleozoic
Era). Pada masa ini di bumi mulai terdapat kehidupan sederhana yang ditandai
dengan munculnya tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan perintis hingga munculnya hewan-hewan sejenis serangga dan hewan-hewan amphibia.

Masa Kelima : Masa ini dikenal pula dengan zaman Mesozoikum (MesozoicEra). Pada masa ini hewan-hewan sejenis reptil mulai muncul seperti burungdan sejenisnya dan muncul pula hewan-hewan raksasa seperti Dinosaurus dan sebagainya.

Masa Keenam : Masa ini juga disebut zaman Cenozoikum (Cenozoic Era).
Pada masa inilah mulai muncul hewan-hewan mamalia dan pada akhir dari
masa ini mulailah muncul sejarah manusia

Dengan demikian jelas bahwa berdasar penelitian yang dilakukan oleh para ahli, kejadian alam semesta ini dapat dikategorikan dalam enam masa, dimana dua masa yang pertama adalah masa penciptaan bumi sedangkan 4 masa berikutnya merupakan tahapan kejadian makhluk-makhluk bumi hingga terciptanya manusia sebagai khalifah di muka bumi Dan di atas menyimpulkan bahwa sebelum para ahli mengemukakan tentang teori big bang (yang dimulai sejak tahun 1920-an), ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk.

———————————————-

Steven W. Hawking, Roger Penrose, “The Singularities of Gravitational Collapse and Cosmology,” Proceedings of the Royal Society of London, series A, 314 (1970) pp. 529-548
Depag RI, Al Quran dan Terjemahannya
George Gaylord Simpson & William S. Beck,LIFE an Introduction to Biology
Prof. Faheem Ashraf * http://www.hssrd.org/journal/
Tafsir Ibnu Kathir Juz
W. Wayt Gibbs, “Profile: George F. R. Ellis,” Scientific American,October 1995, Vol. 273, No.4, p. 55
www,Wikipedia.org
www.harun yahya.com

Leave a Reply