Allah Mengutus Rasul dan Menurunkan kitab Supaya Disembah dan Ditaati
Solusi dari permasalahan ini dapat dikatakan bahwa Allah mengutus rasul-rasul, menurunkan kitab-kitab, menciptakan langit dan bumi, supaya diketahui, disembah, dituhankan, dan semua ketundukan, ketaatan dan do’a hanya kepada-Nya. Allah Swt berfirman:
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat/51:65)
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (QS. Al-Hijr/15:85)
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu (QS. Ath-Thalaq/65:12)
Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, hadya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Maidah/2:97)
Maksud dari penciptaan dan perintah Allah adalah supaya dikenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, disembah dan tidak disekutukan, manusia bisa berdiri dengan adil, sebagaimana firman Allah: Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agamanya) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa (QS. Al-Hadid/57:25).
Maksud dari diturunkannya kitab, agar manusia bisa berlaku adil di muka bumi ini, Keadilan yang paling besar adalah mengesakan Allah, itulah puncak dari keadilan dan topnya penegakan. Syirik adalah kezaliman, dan itulah kezaliman yang paling besar. Tauhid adalah sumber dari keadilan. Maka segala sesuatu yang menghilangkan atau menghalangi maksud tersebut (keadilan) dianggap dosa yang paling besar. Besarnya dosa sangat berbeda-beda tergantung sejauh mana kadar penghalangannya terhadap keadilan. Dan segala sesuatu yang paling kuat perannya dalam membantu tegaknya keadilan, dialah yang lebih tinggi tingkat kewajibannya, dan lebih difardhukan ketaatannya. Renungkanlah, kalian akan mendapatkan kebajikan dari yang Maha Bijaksana, akan mendapat ilmu dari Yang Maha Mengetahui.
Syirik kepada Allah adalah hal yang menghalangi keesaan, maka dianggap dosa yang paling besar secara mutlak. Allah haramkan surga bagi orang musyrik, dan menghalalkan darahnya. Allah menghalalkan hartanya dan keluarganya bagi orang yang ahli Tauhid, mereka halal dijadikan sebagai budaknya. Itu semua karena meninggalkan ibadah kepada Allah/syirik dan Allah tidak menerima amalnya. Orang musyrik adalah orang yang paling bodoh, menjadikan Allah mempunyai padanan. Oran musyrik adalah orang yang paling zalim, sekalipun dia tidak menzalimi Tuhannya, tetapi menzalimi dirinya sendiri.
Sumber: Menyembuhkan Sakit Mencerdaskan Hati / oleh: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah